Gunamenghadapi tantangan global menyongsong generasi emas tahun 2045, lanjut Purwanto, maka harus dapat menciptakan ketahanan nasional yang mantap, yakni ketahanan nasional yang memiliki keuletan dan ketangguhan dalam menghadapi tantangan global yang kompleks dan harus disertai dengan dibangunnya sikap positif warga negara. "Hindari sikap Nasionalismeadalah sebuah sikap luhur yang sudah semestinya dimiliki setiap warga negara. Sebagai sikap luhur, penanaman rasa nasionalisme pada setiap warga negara tentu mempunyai tujuan. Adapun tujuan tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Rasa nasionalisme bisa ditujukan untuk membangun dan mempererat tali persaudaraan pada masyarakat. 2. Dilansirdari Ensiklopedia, bukti sikap nasionalisme warga negara terhadap negara dapat dilihat dalam Kerelaan berkorban dalam membela tanah air. Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. Kesiapan menjadi anggota TNI adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. cash. Jakarta Pengertian nasionalisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah paham untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Sementara pengertian nasionalisme menurut para ahli lebih menekankan pada kesadaran atas hasrat untuk mencapai kesatuan, kemerdekaan, dan cita-cita bersama. Tujuan Negara Indonesia dalam UUD 1945 Alinea Ke-4, Perlu Dipahami Tujuan BPUPKI, Tugas, dan Rumusan Dasar Negara dari Tokoh Nasional Indonesia Nasionalisme adalah Sebuah Sikap Politik, Simak Penjelasan Lengkapnya Sikap dari pengertian nasionalisme seperti dijelaskan Sadikin 200818 adalah suatu sikap cinta tanah air atau bangsa dan negara sebagai wujud dari cita-cita dan tujuan yang diikat sikap-sikap politik, ekonomi, sosial, dan budaya sebagai wujud persatuan atau kemerdekaan nasional dengan prinsip kebebasan dan kesamarataan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Inilah mengapa nasionalisme penting dimiliki setiap bangsa dalam sebuah negara. Hal ini sesuai pengertian nasionalisme yang memiliki peran sangat kuat untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan. Nasionalismelah yang menciptakan harmonisasi dan kerukunan dalam berbangsa dan bernegara. Berikut ulas lebih jauh pengertian nasionalisme menurut para ahli dari berbagai sumber, Kamis 20/5/2021.Paskibraka mengibarkan Bendera Merah Putih saat upacara Pengibaran Bendera Merah Putih dalam rangkaian Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan ke-74 RI di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu 17/8/2019. Peringatan HUT RI tersebut mengangkat tema "SDM Unggul Indonesia Maju". Hans Kohn Pengertian nasionalisme adalah formalisasi bentuk dan rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri. 2. Benedict Anderson Pengertian nasionalisme adalah sebagai suatu komunitas politik yang dibayangkan dan diimajinasikan sebagai sesuatu yang terbatas dan juga berdaulat. 3. Otto Bauar Pengertian nasionalisme adalah sebuah persatuan karakter atau perangai yang timbul karena adanya perasaan yang senasib. 4. L. Stoddard Pengertian nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian besar masyarakat, di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa. 5. Dr. Hertz Pengertian nasionalisme adalah hasrat untuk mencapai kesatuan, hasrat untuk merdeka, hasrat untuk mencapai keaslian dan hasrat untuk memiliki cita-cita bersama. 6. Smith Pengertian nasionalisme adalah suatu gerakan ideologis yang digunakan untuk meraih dan memelihara otonomi, kohesi, dan individualitas. 7. Abbe Baurel Pengertian nasionalisme adalah rasa cinta kepada daerah dan bahasa oleh perseorangan atau sekelompok orang. 8. Hitler Pengertian nasionalisme adalah suatu sikap dan semangat rela berkorban untuk melawan bangsa lain demi bangsa sendiri. 9. Ernest Renan Pengertian nasionalisme adalah suatu keinginan untuk bersatu dan bernegara. Dalam hal ini, nasionalisme merupakan sebuah keinginan besar untuk dapat mewujudkan persatuan dalam bernegara. 10. Ernest Gellenervia Pengertian nasionalisme adalah keseimbangan antara rasa nasional terhadap bangsa dengan kekuatan NasionalismePengertian nasionalisme berasal dari kata nation yang berarti bangsa. Kata bangsa memiliki arti 1 kesatuan orang yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya serta berpemerintahan sendiri; 2 golongan manusia, binatang, atau tumbuh-tumbuhan yang mempunyai asal-usul yang sama dan sifat khas yang sama atau bersamaan; dan 3 kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan kebudayaan dalam arti umum, dan yang biasanya menempati wilayah tertentu di muka bumi. Istilah nasionalisme yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia memiliki dua pengertian nasionalisme. Pertama, pengertian nasionalisme adalah paham ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Kedua, pengertian nasionalisme adalah kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu Nur dalam Yatim, 1994684 mengutip dari Jurnal Pesona Dasar Universitas Syiah dan Tujuan NasionalismePelajar SMA membentangkan bendera Merah Putih sepanjang 2,3 kilometer di Jalan Panjaitan dan Jalan Nani Wartabone, Gorontalo, Kamis 23/1/2020. Para pelajar menyanyikan lagu Indonesia Raya sambil membentangkan bendera Merah Putih. IbrahimCiri-Ciri Nasionalisme 1. Adanya sebuah kesatuan dan persatuan sebuah bangsa. 2. Adanya sebuah organisasi yang memiliki bentuk modern dan memiliki sifat nasional. 3. Adanya sebuah perjuangan yang dilakukan dan memiliki sifat nasional. 4. Bertujuan mendirikan dan memerdekakan sebuah negara yang merdeka dan menjadikan kekuasaan berada di tangan para rakyat. 5. Nasionalisme lebih mementingkan pikiran sehingga pendidikan berperan penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Tujuan Nasionalisme 1. Menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta terhadap bangsa, negara, serta tanah air. 2. Membangun sebuah hubungan yang harmonis dan rukun antara masyarakat dan individu lainnya. 3. Membangun dan mempererat sebuah tali persaudaraan antara sesama warga masyarakat di sebuah negara. 4. Upaya untuk menghilangkan dan menghapuskan ekstrimisme atau tuntutan yang berlebih dari warga negara atau masyarakat kepada pemerintah. 5. Usaha untuk menumbuhkan sebuah semangat untuk bisa rela berkorban demi bangsa, negara, serta tanah air. 6. Untuk menjaga sebuah negara, bangsa serta tanah air dari serangan para musuh yang mengancam negara, baik itu dari luar negeri maupun dalam NasionalismePengertian nasionalisme menurut Permanto 2012 86 adalah suatu paham yang berisi kesadaran bahwa tiap-tiap warga negara merupakan bagian dari suatu bangsa Indonesia yang berkewajiban mencintai dan membela negaranya. Sehingga kewajiban seorang warga negara tersebutlah yang menjadi dasar bagi terbentuknya semangat kebangsaan Indonesia. Sadikin 2008 18 menyatakan bahwa sikap nasionalisme adalah suatu sikap cinta tanah air atau bangsa dan negara sebagai wujud dari cita-cita dan tujuan yang diikat sikap-sikap politik, ekonomi, sosial, dan budaya sebagai wujud persatuan atau kemerdekaan nasional dengan prinsip kebebasan dan kesamarataan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sikap nasionalisme di Indonesia pada dasarnya juga tercermin dari ideologi bangsa yang dimiliki, yaitu pancasila. Rohman 2009 42, menyatakan bahwa ideologi Pancasila memiliki lima prinsip nilai yang bersifat dasar dan dijadikan pedoman oleh seluruh warga negara, baik dalam tataran individu maupun kelompok. Adapun ciri-ciri sikap nasionalisme menurut Dahlan 2007 51 meliputi rela berkorban, cinta tanah air, menjunjung tinggi nama bangsa Indonesia, bangga sebagai warga negara Indonesia, persatuan dan kesatuan, patuh kepada peraturan, disiplin, berani dan jujur, serta bekerja NasionalismePemain Timnas U-22, Miftahul Hamdi, mencium bendera saat acara pelepasan Timnas Indonesia U-22 di Makostrad, Jakarta, Kamis 10/8/2017. PSSI resmi melepas para atlet untuk berlaga di Sea Games 2017 Malaysia. Iqbal Ichsan1. Nasionalisme kewarganegaraan Nasionalisme kewarganegaraan biasa juga disebut dengan nasionalisme sipil. Nasionalisme kewarganegaraan ialah bentuk nasionalisme di mana negara memiliki kebenaran politik dari keikutsertaan rakyatnya, kehendak rakyat, atau perwakilan politik. 2. Nasionalisme etnis Nasionalisme etis ialah berupa semangat kebangsaan di mana negara memiliki kebenaran politik dari budaya asal atau etnis suatu masyarakat. 3. Nasionalisme romantik/organik/identitas Bentuk nasionalisme tersebut ialah negara memiliki kebenaran politik secara organik, yakni berupa hasil dari suatu bangsa atau ras menurut semangat romantisme. 4. Nasionalisme budaya Bentuk nasionalisme budaya ialah negara memiliki kebenaran politik yang berasal dari budaya bersama dan bukan dari sifat keturunan, seperti ras, warna kulit, dan lainnya. 5. Nasionalisme kenegaraan Bentuk nasionalisme kenegaraan ialah masyarakatnya memiliki perasaan nasionalistis yang kuat dan diberi keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan. Nasionalisme kenegaraan juga sering berhubungan dengan nasionalisme etnis. 6. Nasionalisme agama Bentuk nasionalisme agama ialah negara memiliki legitimasi politik dari adanya persamaan agama.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. Nationalism is an ideology expressed by people who fervently believe that their nation is superior to all others. These feelings of superiority are often based on shared ethnicity, language, religion, culture, or social values. From a purely political standpoint, nationalism aims to defend the country’s popular sovereignty—the right to govern itself—and to protect it from the political, social, and cultural pressures posed by the modern global economy. In this sense, nationalism is seen as the antithesis of globalism. Key Takeaways Nationalism Politically, nationalists strive to protect the nation's sovereignty, the right to govern feelings of superiority are usually based on shared ethnicity, language, religion, culture, or social nationalists believe that their country has the right to dominate other nations through military aggression if ideologies of nationalism are contrary to those of globalism and the modern globalization movement. Economic nationalism strives to protect a nation’s economy from foreign competition, often through the practice of to its extremes, nationalism can lead to authoritarianism and the exclusion from the society of certain ethnic or racial groups. Today, nationalism is generally recognized as a shared sentiment that because of the extent to which it influences public and private life, serves as one of the greatest, if not the greatest, determining factors of modern history. History of Nationalism Despite the common feeling that people who believe their country is the “best” have always existed, nationalism is a relatively modern movement. While people have always felt an attachment to their native land and the traditions of their parents, nationalism did not become a widely recognized sentiment until the end of the 18th century. The 18th century American and French revolutions are often considered to have been the first impactful expressions of nationalism. During the 19th century, nationalism penetrated the new countries of Latin America and spread throughout central, eastern, and southeastern Europe. During the first half of the 20th century, nationalism arose in Asia and Africa. Pre-20th Century Nationalism The first true expressions of nationalism occurred in England during the Puritan Revolution of the middle 1600s. By the end of the 17th-century, England had assumed a reputation as the world leader in science, commerce, and the development of political and social theory. After the English Civil War of 1642, the Puritan work ethic of Calvinism merged with the optimistic ethics of humanism. Influenced by the Bible, an expression of English nationalism emerged in which the people equated their perceived mission to that of the people of ancient Israel. Swollen with pride and confidence, the English people began to feel that it was their mission to usher in a new age of reformation and individual liberty throughout the world. In his classic 1667 work “Paradise Lost,” English poet and intellectual John Milton described the English peoples’ efforts to spread what had by then become "England’s vision of liberty as being “celebrated for endless ages as a soil most genial to the growth of liberty,” to all the corners of the earth. The nationalism of 18th century England, as expressed in the “social contract” political philosophy of John Locke and Jean Jacques Rousseau would influence American and French nationalism during the rest of the century. Influenced by ideas of liberty put forth by Locke, Rousseau, and other contemporary French philosophers, American nationalism arose among the settlers of the North American British colonies. Stirred to action by current political thoughts expressed by Thomas Jefferson and Thomas Paine, the American colonists began their struggle for liberty and individual rights during the late 1700s. Similar to the aspirations of 17th century English nationalism, 18th-century American nationalism envisioned the new nation as humanity’s guiding light to liberty, equality, and happiness for all. Culminating with the American Revolution in 1775 and the Declaration of Independence in 1776, the influence of the new American nationalism was clearly reflected in the French Revolution of 1789. In America as well as in France, nationalism came to represent a universal adherence to the progressive idea of a future of freedom and equality rather than the authoritarianism and inequality of the past. The new belief in the promise of “Life, liberty and the pursuit of happiness” and “Liberty, equality, fraternity” following the American and French revolutions inspired new rituals and symbols, such as flags and parades, patriotic music, and national holidays, that remain the common expression of nationalism today. 20th Century Movements Beginning in 1914 with the onset of World War I, and ending in 1991 with the dissolution of Communism in Central-Eastern Europe, the 20th century saw the emergence of new forms of nationalism shaped largely by World War I and World War II. After World War I, Adolf Hitler based a new brand of fanatical nationalism in Germany on racial purity, authoritarian rule, and the mythical glories of Germany’s pre-Christian past. After the Second World War, most new forms of nationalism were driven by independence movements in the wake of decolonization. As they struggled to free themselves from their European colonizers, people created national identities to distinguish themselves from their oppressors. Whether based on race, religion, culture, or the political entanglements of the Cold War in Europe, all of these new nationalistic identities were in some way connected with the drive for independence. Adolf Hitler is welcomed by supporters at Nuremberg. Hulton Archive / Getty Images World War I proved to be a triumph of nationalism in central and Eastern Europe. New nation-states of Austria, Hungary, Czechoslovakia, Poland, Yugoslavia, and Romania were built from the remains of the Habsburg, Romanov, and Hohenzollern Russian empires. Budding nationalism in Asia and Africa produced charismatic revolutionary leaders like Kemal Atatürk in Turkey, Mahatma Gandhi in India, and Sun Yat-sen in China. After World War II, the establishment of multinational economic, military, and political organizations such as the United Nations UN in 1945 and NATO in 1949 led to a general reduction of the spirit of nationalism across Europe. However, the policies pursued by France under Charles de Gaulle and the bitter Communism versus democracy division of East and West Germany until 1990 proved the appeal of nationalism remained very much alive. Nationalism Today A man wearing a Donald Trump themed tie joins supporters before President Donald Trump holds a rallyin Lititz, Pennsylvania. Mark Makela/Getty Images It has been argued that at no time since Words War I has the power of nationalism been as evident as it is today. Especially since 2016, there has been a significant increase in nationalist sentiment across the world. For example, it was a nationalism-driven desire to regain lost national autonomy that led to Brexit, the controversial withdrawal of Great Britain from the European Union. In the United States, presidential candidate Donald Trump rode nationalistic appeals to “Make America Great Again” and “America First” to the White House. In Germany, the nationalist-populist political party Alternative for Germany AfD, known for its opposition to the European Union and immigration, has become a major opposition force. In Spain, the self-proclaimed conservative right-wing Vox party won seats in the Spanish parliament for the first time in the April 2019 general election. Nationalism forms the basis for Chinese President Xi Jinping’s efforts to make China a world economic leader. Similarly, nationalism is a common theme among right-wing politicians in France, Austria, Italy, Hungary, Poland, the Philippines, and Turkey. Economic Nationalism Most recently characterized by the reaction to the global financial crash of 2011, economic nationalism is defined as a set of policies and practices designed to create, grow, and most of all, protect national economies in the context of world markets. For example, a 2006 proposal to sell port management businesses in six major seaports to Dubai Ports World based in the United Arab Emirates was blocked by political opposition motivated by economic nationalism. Economic nationalists oppose, or at least critically question the advisability of globalization in favor of the perceived safety and stability of protectionism. To economic nationalists, most of not all revenue from foreign trade should be used for what they consider to be essential national interests such as national security and building military power, rather than for social welfare programs. In many ways, economic nationalism is a variant of mercantilism—the zero-sum theory that trade generates wealth and is stimulated by the accumulation of profitable balances, which the government should encourage through protectionism. Based on an often unfounded belief that it steals jobs from domestic workers, economic nationalists oppose immigration. For example, President Trump’s Mexican border security wall followed his nationalistic immigration policies. In convincing Congress to allocate funds to pay for the controversial wall, the President claimed the loss of American jobs to undocumented immigrants. Issues and Concerns Today, developed nations are typically made up of multiple ethnic, racial, cultural, and religious, groups. This recent increase in anti-immigration, exclusionary brand of nationalism could become dangerous to groups considered to be outside the politically favored group, especially if taken to extremes, as it was in Nazi Germany. As a result, it is important to examine the potential negative aspects of nationalism. A Chinese teenager waves a national flag during a festival to mark Chinese National Day in Beijing, China. Guang Niu/Getty Images First of all, nationalism’s sense of superiority differentiates it from patriotism. While patriotism is characterized by pride in one’s country and a willingness to defend it, nationalism extends pride to arrogance and potential military aggression. Extreme nationalists believe that their country’s superiority gives them the right to dominate other nations. They justify this by the belief that they are “liberating” the people of the conquered nation. As it did in Europe during the 19th and early 20th centuries, nationalism was used to justify imperialism and colonization. Under the shield of nationalism, western nations overtook and controlled countries in Africa and Asia, the crippling economic and social consequences of which linger today. During World War II, Adolf Hitler mastered nationalistic propaganda to rally the German people to rationalize his tactics of ethnic Aryan supremacy as being in the best interest of Germany. When used in this manner to establish one group to be the only rightful citizens of a country, nationalism can be extremely dangerous in an increasingly globalized world. Partition of China at the time of the Boxer Rebellion, 1900. Heritage Images/Getty Images At several times throughout history, nationalistic fervor has led nations into prolonged periods of isolationism—the stifling and potentially dangerous doctrine of playing no role in the affairs of other nations. For example, widely supported isolationism during the late 1930s played a significant role in preventing the United States from becoming involved in World War II until the Japanese attack on Pearl Harbor on December 7, 1941. Nationalism inevitably creates a competitive “us” vs. “them” or “love it or leave it” attitude among the people. As George Orwell put it in his 1945 essay Notes on Nationalism, “A nationalist is one who thinks solely, or mainly, in terms of competitive prestige… his thoughts always turn on victories, defeats, triumphs and humiliations.” Nationalism can also contribute to domestic division and unrest. By demanding that the people decide who is and isn’t truly part of the nation, it encourages discrimination against anyone within the nation’s borders who is identified as part of “them” instead of “us.” Sources “Nationalism.” Stanford Encyclopedia of Philosophy, September 2, 2020, Anne. “What is Nationalism? Its History And What It Means in 2018. The Street, 2018, William A. “Twelve Theses on Nationalism.” Brookings, August 12, 2019, Sam. “Economic Nationalism Theory, History and Prospects.” Global Policy, September 6, 2012, ttps// Stephen M. “The most powerful force in the world.” Forbes, July 15, 2011, Kim R. “The Problem of Nationalism.” Heritage Foundation, December 13, 2019, George. 1945. “Notes on Nationalism.” Penguin UK, ISBN-10‎ Jonas. “Isolationism in America 1933-1941.” Cornell University Press, 1966, ISBN-10 187917601 Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Nasionalisme adalah bentuk paham kebangsaan seorang warga negara yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air. Jadi, sikap nasionalisme adalah merasa bangga dan bertindak untuk memelihara kehormatan bangsa. Berdasarkan bentuknya, ada beberapa sikap nasionalisme yang harus dimiliki setiap warga negara. Hal ini juga berkaitan dengan tujuan nasionalisme tersebut untuk kedaulatan negara. Pengertian Sikap Nasionalisme Semangat nasionalis disebut juga dengan nasionalisme. Sikap nasionalisme kemudian bisa jadi semangat nasionalisme yang merupakan pemahaman bahwa kesetiaan tertinggi setiap individu harus diserahkan kepada negara-bangsa. Ada dua jenis nasionalisme, nasionalisme dalam arti sempit dan nasionalisme dalam arti luas. Dalam arti sempit, nasionalisme disebut juga dengan istilah semangat nasionalisme negatif, karena menyangkut rasa cinta yang sangat tinggi dan berlebihan terhadap bangsanya sendiri tetapi memandang rendah bangsa nasionalisme dalam arti luas atau positif adalah sikap atau perasaan cinta atau bangga yang tinggi terhadap negaranya dan tidak memandang rendah bangsa lain. Secara etimologis, kata nasionalisme berasal dari kata bahasa Inggris nasionalisme dan kajian semantik, kata nation berasal dari kata latin nation, berasal dari kata nascor, yang berarti "aku lahir". Dalam perkembangannya, kata bangsa menunjukkan suatu bangsa atau sekelompok orang yang menjadi penduduk resmi suatu negara. Semangat nasionalisme adalah gagasan bahwa kesetiaan individu tertinggi harus diserahkan kepada negara-bangsa. Makna politik nasionalisme jadi kesadaran nasional, yang meliputi cita-cita dan dorongan pengembangan diri, masyarakat, bangsa dan karena itu, tidak cukup mengartikan nasionalisme secara sempit hanya sebagai peninggian bangsa sendiri dan bangsa lain, tetapi juga dalam arti yang lebih luas, yaitu mengartikan nasionalisme sebagai rasa cinta terhadap bangsa dan negara sendiri. Yakni bersedia menghormati bangsa lain. Selain itu, nasionalisme dapat menekankan dirinya sebagai paham negara atau sebagai paham gerakan yang sangat populer. 1 2 3 Lihat Pendidikan Selengkapnya

sikap nasionalisme warga negara terhadap negara dapat dilihat dalam